🐐 Backpacker Ke Gunung Lawu Dari Jakarta

Objekwisata Gunung Lawu merupakan objek wisata Andalan di kota Surakarta. Gunung ini memiliki ketinggian 3.265 m dan masih memiliki suasana alam yang asri. Anda tidak perlu khawatir saat mengunjungi gunung ini karena status dari gunung ini adalah 'istirahat' sehingga tidak aktif lagi. Basecamppendakian gunung lawu via candi cetho berada di ketinggian 1.500 mdpl, tepat di sisi area tempat wisata candi cetho. Menuju ke gunung lawu dari jakarta (cerita pendakian hingga rincian biaya via candi cetho) sunday, april 19, 2020 setelah sibuk berkutat dengan skripsi dan sidang, akhirnya gue dengan geng gunung gue kembali beraksi. GunungLawu di Karanganyar, Jawa Tengah dikenal sebagai salah satu spot pendakian favorit para pendaki pemula. Medan pendakian ke Gunung Lawu memang ramah, tapi jangan pernah menganggap remeh hal itu ya. Seperti pendakian ke gunung-gunung lainnya, kamu harus tetap menjunjung tinggi adat yang berlaku. Termasuk juga menghormati mitos-mitos intinyagua dapet kerjaan jadi tour guide ke gunung salak, bayarannya 500rb untuk 4 hari 3 malam. subuh gua pulang bawa perlengkapan, paginya langsung ke rumah si abang lagi. kita ketemuan sama anak-anak yg mau ke gunung itu di Lido. total ada 9 orang. gua berdua sama si abang, yg punya "acara" ada 7 orang. 4 cowo 3 cewe (Orang Jakarta) Dear BackPackers, Saya berencana untuk mendaki Mt. Lawu antara tanggal 28 April - 1 May. Apakah ada orang atau kelompok yang berangkat ke Mt.Lawu selama kurun waktu ini? Saya dari Jakarta dan tidak keberatan bergabung dengan kelompok mana pun dari jurusan manapun untuk mendaki GunungLawu. PM saya!) Tahunini, Ase menawarkan sejumlah pendakian ke beberapa gunung di Pulau Jawa, di antaranya Gunung Cemoro Sewu, Gunung Papandayan, Gunung Lawu, Gunung Slamet, dan Gunung Semeru. Bahkan, untuk pendakian ke puncak Mahameru yang ngetop karena film 5 Cm itu, dia membuka dua kali pendakian, yaitu pada 8-12 Mei dan 5-9 Juni 2013. Adayang menarik di balik kisah horor serial kisah tanah jawa: Gunung merbabu merupakan gunung yang terletak di wilayah semarang, boyolali, magelang, dan jawa tengah. Saya belum pernah membaca buku yang secara khusus membahas mengenai letusan gunung tambora pada tahun 1815. "yoyo yang menyelamatkan kamu dan yang lainnya." tuturnya begitu September2018, BPJ (Backpacker Jakarta) mengadakan pendakian ke Gunung Rinjani. Aku dan beberapa kawan sontak langsung mendaftarkan diri sebagai peserta. Sebenernya Gunung Lawu nggak masuk ke bucket list ku, dan ngga pernah kepikiran juga buat kesini. Jadi yang paling masuk akal dari Jakarta naik bus turun di Terminal Magetan, atau HabisSendang Drajat itu ada Warung Mbok Yem, warung yang berada di hampir puncak lawu hhe, FYI aja nasi pecel telur dan sotonya enak, walaupun cukup mahal , harganya 8000 untuk makanan, dan 2000 untuk teh hangatnya, tempat yang luas juga ditawarkan di Warung Mbok Yem ini, jadi banyak pendaki yang tidur-tiduran, guling-gulingan, sholat, rokok-an, ngobrol santai disana. . Gunung Lawu yang berdiri diatas dua provinsi yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan salah satu gunung favorit bagi pendaki di Pulau Jawa. Bagi saya sendiri Gunung Lawu menyimpan cerita yang berkesan, sebab di gunung inilah saya memulai debut pendakian pada tahun 2011. Dan dari pendakian itulah saya ketagihan untuk kembali mendaki gunung. Tulisan kali ini akan membahas bagaimana cara menuju Gunung Lawu. Namun karena saya domisilinya di Jakarta, maka yang akan dibahas hanya dari arah Jakarta aja ya. Banyak jalur yang bisa digunakan untuk mengantarkan kita hingga ke puncak Gunung Lawu namun yang paling populer dan ramai dipilih oleh para pendaki adalah Jalur Cemoro Sewu di Kabupaten Magetan, Jawa Timur dan Jalur Cemoro Kandang di Kabupaten Karanganyar, Jawa Meski kedua jalur ini berada di dua provinsi yang berbeda, namun jarak antara keduanya hanya sekitar 800 meter saja. Kedua jalur ini lokasinya berada di pinggir jalan Karanganyar – Magetan jadi mudah sekali untuk sampai kesana, selain itu moda transportasi yang melayani ke tempat ini juga cukup ramai. Baiklah, saatnya kita ke point intinya. Simak terus ya. Cara Menuju Gunung Lawu via Cemoro Sewu/Cemoro Kandang dengan Naik Bus Naik Bus Menuju Tawangmangu Terminal terdekat dari Cemoro Sewu atau Cemoro Kandang adalah Terminal Tawang Mangu. Jarak antara keduanya hanya sekitar 10 kilometer. Jadi tujuan pertama kita adalah Tawangmangu. Dari Jakarta menuju Tawangmangu kita bisa menggunakan bus. Banyak perusahaan otobus yang melayani rute Jakarta Tawangmangu diantaranya adalah Sudiro Tungga Jaya dan Agra Mas. Untuk ongkosnya sendiri mulai dari Rp 200 ribuan. Harga ini sudah termasuk fasilitas service makan satu kali Dari Jakarta, kita bisa memulai perjalanan dari Terminal Pondok Pinang, Jakarta Selatan atau terminal manapun di Jakarta yang dekat dengan wilayah anda. Jika naik dari Terminal Pondok Pinang, jadwal keberangkatan bus ada yang pagi yakni jam dan keberangkata sore mulai dari jam Dari Terminal Pondok Pinang, bus akan masuk ke tol JORR, kemudian keluar sebentar di Pasar Rebo untuk kembali menaikan penumpang. Setelah itu bus kembali masuk ke tol, keluar lagi untuk service makan di Rumah Makan Raos Eco. Setelah itu masuk tol lagi dan keluar kembali di Solo dan langsung arah Tawangmangu. Perjalanan ini akan memakan waktu selama 10 jam Naik L300 Menuju Basecamp Cemoro Sewu atau Cemoro Kandang Setibanya di Terminal Tawangmangu, selanjutnya adalah naik angkutan lokal yang menggunaan armada Mitsubishi L300. Bentuk semacam angkot, namun badannya lebih besar. Kita bisa naik L300 untuk menuju basecamp Cemoro Sewu atau Cemoro Kandang. Tarif untuk naik angkutan lokal ini adalah Rp sampai Rp tergantung jumlah penumpang. Semakin ramai tentu semakin murah. Angkutan lokal ini tersedia setiap saat, lokasi mangkalnya di sekitar Pasar Tawangmangu. Namun jika sudah malam hari, mungkin harga yang ditawarkan lebih mahal karena sudah lewat jam operasionalnya. Naik Bus jurusan Jakarta – Ponorogo via Cemoro Sewu/Cemoro Kandang Opsi lainnya adalah anda juga naik Bus Sudiro Tungga Jaya tujuan Jakarta – Madiun Ponorogo. Sebab bus ini selepas Solo akan bergerak ke arah Tawangmangu dan melintasi Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu. Jadi sekali naik langsung sampai. Cara Menuju Gunung Lawu via Cemoro Sewu/Cemoro Kandang naik Kereta Menuju Solo Stasiun terdekat dari basecamp Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang adalah Stasiun Solo. Entah itu Solo Balapan, Solo Jebres atau Purwosari. Pokoknya Solo deh. Dari stasiun, perjalanan dilanjutkan menuju Terminal Tirtonadi. Kalau dari Stasiun Solo Balapan kita bisa menggunakan Lorong skybridge yang menghubungkan antara Stasiun Solo Balapan dengan Terminal Tirtonadi. Jembatan gantung ini telah aktif pada juni 2017 lalu, panjangya sekitar 650an meter. Kalau dari Stasiun Solo Purwosari, kita bisa menggunakan bus yang mengarah ke Terminal Tirtonadi atau bisa juga menggunakan layanan taksi online. Naik Bus Menuju Terminal Tawangmangu Setelah tiba di Terminal Tirtonadi selanjutnya adalah naik bus menuju Tawangmangu. Ada dua perusahaan otobus yang melayani rute ini yaotu Rukun Sayur dan Langsung Jaya. Tarif bus adalah Rp hingga Rp Bus jurusan Terminal Tirtonadi – Tawangmangu biasanya beroperasi hingga maghrib. Jadi sebaiknya kita tiba di Terminal Tirtonadi sebelum sore hari supaya tidak kehabisan bus yang ke arah Tawangmangu. Naik L300 Menuju Basecamp Cemoro Sewu atau Cemoro Kandang Cara Menuju Gunung Lawu via Cemoro Sewu/Cemoro Kandang dengan Carter Ini adalah cara yang paling mudah dan ga pakai ribet. Soalnya tinggal menunggu di lokasi penjemputan yang telah ditentukan, maka anda akan diantar menuju ke basecampa Gunung Lawu yang anda inginkan. Asiknya kalau naik ini yaitu gak repot gonta – ganti kendaraan karena langsung sampai ke basecamp. Begitu turun, bisa langsung lanjut mendaki. Saat ini banyak penyedia jasa antar jemput pendaki seperti Carter Pendaki. Harganya mulai dari Rp per orangnya. Opsi ini cocok bagi anda yang berangkatnya ramai – ramai bersama teman – teman. Karena memang untuk menggunakan jasa ini ada minimal jumlah pesertanya supaya masuk harganya. Oh iya, walaupun cara ini begitu praktis. Namun anda harus perhatikan seksama syarat dan kondisi yang berlaku. Seperti waktu penjemputan saat turun dari pendakian. Karena biasanya penyedia jasa Carter Pendaki ini memberlakukan batasan jam penjemputan. Misalnya saat turun dari Gunung Lawu, waktu maksimal penjemputan adalah jam 5 sore. Jika anda turun melewati jam tersebut maka akan ada penalti yang dihitung per jamnya. Cara Menuju Gunung Lawu dengan Open Trip Atau ikut open trip aja. Sekarang banyak banget yang membuka jasa open trip pendakian Gunung Lawu dengan meeting point dari Jakarta. Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp 600 ribuan. Mungkin ada juga yang menyediakan Open Trip Gunung Lawu dengan harga dibawah itu. Biasanya harga yang ditawarkan oleh penyedia Open Trip Gunung Lawu ini sudah termasuk transportasi dari meeting point ke basecamp, tiket masuk untuk pendakian, makan selama di gunung, tenda, alat masak dan makan, porter, sweeper dan team leader. Cara Menuju Gunung Lawu dengan Naik Pesawat Mungkin ini bisa jadi pilihan bagi yang punya banyak uang alias kaum sultan. Bandara terdekatnya yaitu Bandara Adi Soemarmo, Solo. Jarak dari bandara tersebut ke basecamp Gunung Lawu sekitar 64 kilometer yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1,5 jam perjalanan. Dari Bandara Adi Soemarmo menuju basecamp Gunung Lawu, anda bisa menggunakan jasa carter atau sewa mobil. Tarifnya mulai dari Rp 450 ribu sekali jalan. Anda kan sultan, masa habis turun dari pesawat dilanjutkan ngeteng ke basecamp, hehe.. Itulah berbagai Cara Menuju Gunung Lawu dari Jakarta. Anda mau pilih yang mana? Silahkan pilih sesuai dengan keinginan anda dan tentu saja sesuaikan dengan isi kantong anda. Hehe.. Gunung Lawu merupakan salah satu gunung favorite para pendaki yang terletak di perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Menurut info nya, Gunung yang memiliki ketinggian 3265 mdpl ini merupakan gunung tertua di Pulau Jawa. Sumber negeriangin Untuk sampai ke Puncak Gunung Lawu kalian dapat melewati tiga jalur yakni Jalur Cemoro Kandang, jalur ini berada di Tawangmangu, Jawa Tengah. Dan jalur yang disajikan lumayan panjang namun lebih landai. Jalur Cemoro Sewu, jalur ini berada di Sarangan, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 200 meter dari Cemoro Kandang. Jalur Cemoro Sewu memiliki trek yang agak menanjak tapi dengan waktu tempuh yang cukup singkat dan 98% medan yang disajikan sudah berbentuk tangga dari bebatuan. Jalur Candi Cetho, jalur ini merupakan jalur pendakian terbaru dan banyak beberapa pendaki yang tidak memilih jalur ini meskipun memiliki pemandangan yang lebih indah dibanding kedua jalur di atas, tapi dengan jarak tempuh yang paling panjang. Jalur Pendakian Gunung Lawu bisa dikatakan jalur pendakian paling safety untuk didaki karena mempunyai jalur yang jelas, lebar dan dengan jalur batu yang tertata rapi dari basecamp sampai puncak. Terutama jalur pendakian via Cemoro Sewu. Pada kesempatan kali ini, komunitas Backpacker Jakarta mengadakan pendakian perdana nya ke Gunung Lawu via Cemoro Sewu pada tanggal 18 sampai 21 Agustus 2016 dengan biaya sharecost sebesar Rp / orang dan meeting point di Sekretariat Backpacker Jakarta yang alamat di Jalan Mayjen Sutoyo Kav 48 No 48,Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur, jam Pendakian perdana kali ini di gawangi oleh Cahyadi Arif dan Wina Tobing sebagai CP dengan membawa 28 peserta lainnya. Oh iya, agar pendakian semakin aman karena gunung ini terbilang tinggi, maka ada dua orang peserta yang membantu sebagai tim backup yaitu Rangga dan Arif. Yeahhh! CP Cahya cahyadiarf CP Wina Nah, pasti kalian penasaran dong, bagaimana sih kisah perjalanan pendakian perdana ke Gunung Lawu ini yang kata nya menurut CP, ini merupakan perjalanan yang seru, kompak, kocak serta mengharukan. Yuk kita ulas secara singkat, padat dan jelas tentu nya. Basecamp – Pos 1 Jam Dari gerbang masuk basecamp cemoro sewu perjalanan dimulai dengan melewati jalur yang cukup luas dan batu yang sudah tertata dengan melewati pohon cemara yang rimbun dengan medan yang masih landai. Tetapi sepanjang perjalanan menuju pos 1, peserta sudah terbagi 4 kelompok karena setiap peserta memiliki kekuatan yang berbeda beda. Pos 1 – Pos 2 2 Jam Medan yang disajikan adalah tangga berbatu dan melewati lembahan. Dari sini medan sudah mulai menanjak dan cukup terjal serta menguras tenaga. Disini juga ada tempat datar yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda kecil dekat bebatuan besar. Oh iya, karena ada dua orang peserta yang kelelahan, maka dengan didampingi 1 orang tim backup, perjalanan kedua peserta tersebut harus distop dan akhirnya membangun tenda di pos 2. Pos 2 – Pos 3 2 Jam Dari pos 2, medan yang ditempuh semakin menanjak terjal didominasi dengan bebatuan dan hampir tidak ada bonus. Karena waktu sudah mulai malam, maka semua peserta yang melanjutkan perjalanan mulai memasang headlamp. Perjalanan menuju pos 3 cukup menguras banyak tenaga setiap peserta, tetapi semangat mereka masih terus menyala untuk menggapai puncak. Setelah sampai di pos 3, karena sudah mulai gelap, ditambah angin kencang serta kondisi fisik peserta sudah mulai kelelahan, maka logistikpun di buka dan mulai memasak air untuk menghangatkan tubuh serta mengembalikan stamina yang sudah terkuras cukup banyak. Pos 3 – Pos 4 2 Jam Setelah stamina mulai kembali, perjalanan pun dilanjutkan. Jalur yang disajikan menuju pos 4 adalah tanjakan yang curam dan sama sekali tidak ada jalur landai. Disini ketinggian sudah mencapai sekitar 2800 mdpl. Jalur yang hampir dekat dengan Pos 4 akan ditandai dengan adanya pegangan besi yang berada di samping kanan kiri jalur pendakian walaupun tidak semua nya kokoh. Sepanjang perjalanan menuju pos 4, anginpun semakin kencang, oksigen semakin menipis dan temperatur suhu semakin dingin, bahkan ada beberapa peserta yang mulai kehilangan harapan untuk sampai ke pos 5. Karena ada beberapa peserta dengan kondisi yang tidak memungkinkan, maka dibangun tenda lagi dan perjalananpun di stop untuk peserta tersebut. Pos 4 – Pos 5 30 Menit Hanya perlu berjalan menanjak sedikit saja dari pos 4 kalian akan bertemu dengan jalan yang lumayan datar. Rencana nya semua peserta ingin membangun tenda di Warung Mbok Yem, tetapi mengingat kondisi peserta yang sudah sangat kelelahan dan malam semakin dingin, maka semua sepakat untuk bermalam di pos 5 Warung Pak Diki tanpa membangun tenda. Di warung ini ada banyak makanan seperti nasi pecel, gorengan, teh, indomie dll. Oh iya, sepanjang perjalanan menuju pos 5 terdapat sumur jolotundo lhoh. Pos 5 – Sendang Drajat 20 Menit Setelah beristirahat yang lumayan cukup, sebagian peserta sudah prepare untuk summit ke puncak disusul denga peserta lainnya yang sempat membangun tenda di pos 4, disayangkan peserta yang di pos 2 tidak ikut menyusul. Hmmm….bukan hanya itu, tidak semua peserta yang ikut summit ke puncak ya gaes mengingat masih ada yang kelelahan dan istirahat di pos 5. Sebelum menuju puncak tertinggi, kalian akan melewati Pos Sendang Drajat. dimana pos ini sendiri juga terdapat sumber mata air bersih yang bisa digunakan untuk memasak dan mengisi air minum. Di Sendang Drajat juga terdapat sebuah warung yang sangat terkenal dikalangan pendaki yakni Warung Mbok Yem yang juga menjual makanan dan minuman, so tidak perlu membawa terlalu banyak logistik untuk menuju puncak. Sendang Drajat – Puncak Tertinggi Hargo Dumilah 30 Menit Untuk menuju puncak, medan yang di berikan berupa bebatuan yang cukup menanjak dan sampai pada akhir nya beberapa peserta yang summit pun tiba di puncak tertinggi dari Gunung Lawu. Nah gaes, di Puncak Lawu sendiri terdapat sebuah tugu batu sebagai tanda Puncak tertinggi Gunung Lawu 3265 mdpl. Di puncak kalian bisa melihat pemandangan gunung lain nya seperti Merbabu, Merapi, serta Gunung Arjuno. Begitulah sekelebat kisah pendakian perdana ke gunung lawu kali ini. So, mendaki gunung itu harus menyiapkan fisik dan mental yang kuat serta butuh kerjasama untuk menyukseskannya. Dan secara tidak langsung, mendaki dapat menaklukkan ego yang tinggi, belajar memahami makna kebersamaan dalam proses perjalanan menuju puncak dan mengerti bagaimana mencintai alam, serta yang terpenting belajar untuk mengerti arti kata “pulang dengan sehat dan selamat”. Hits 1991 Oleh ArdiansyahPendakian gunung hari ini bisa dilakukan dengan cara bermalam atau sekali jalan. Mereka yang termasuk golongan terakhir memilih mengikuti kegiatan pendakian dalam waktu kurang dari sehari. Mereka biasanya berangkat dari titik awal menuju puncak gunung, kemudian kembali lagi turun tanpa seperti ini diistilahkan para pegiat alam bebas dengan tektok. Pendaki atau orang yang mendakinya disebut tektoker. Scroll untuk membaca Scroll untuk membaca Ada banyak gunung di Indonesia bisa didaki dalam sehari. Ketinggiannya rata-rata di bawah meter di atas permukaan laut mdpl. Tektoker pemula bahkan mempunyai banyak pilihan gunung dengan ketinggian di bawah mdpl di Pulau Jawa, seperti Gunung Pancar 800 mdpl, Munara mdpl, Nglanggeran 700 mdpl, Andong mdpl, dan Kencana mdpl. "Besok nanjak kemana lagi, bang?" Begitulah pertanyaan sering dilontarkan padaku manakala baru saja menyelesaikan sebuah pendakian. Sejak 2016, aku bergabung dengan Backpacker Jakarta, sebuah komunitas tempat berkumpulnya orang-orang dengan kesamaan hobi bepergian atau jalan-jalan. Salah satu kegiatannya tentu saja mendaki 'backpacker' membuat orang-orang mengira perjalanan yang dilakukan komunitas ini berkaitan dengan tas ransel, tanpa banyak barang bawaan, dalam waktu relatif singkat, dan berbujet murah alias low budget. Kurang lebih memang demikian walau prinsip bujet murah di sini bukan berarti para backpacker beristirahat atau tidur di pinggir jalan, tidak pula berganti-ganti moda transportasi paling ekonomis. Bukan. Backpacker Jakarta bukan seperti itu sebab komunitas ini tetap mengutamakan keamanan dan Jakarta tidak melulu berkaitan dengan trip pendakian. Mereka juga mengadakan berbagai jenis wisata rekreasi lain, seperti wisata sejarah, laut, pantai, city tour, treking ke curug, atau sekadar kamping. Perjalanannya bisa menginap, bisa juga one day trip bergantung kondisi. Mereka mengadakan kegiatan tiap bulan, di dalam dan luar kota, di Jawa hingga luar Jawa, bahkan sesekali sampai luar sharecost dan open tripBackpacker Jakarta dibentuk 2013 oleh sekelompok anak muda yang berpikir lebih aman, murah, dan seru apabila bepergian secara berkelompok. Jangan tanya bagaimana seluruh dinamika dan drama keseruan yang tercipta selama perjalanan. Saat mendaki misalnya, fisik dan mental sesama teman makin dekat sejak awal pendakian hingga puncak bagi yang mampu. Anggaran transportasi menjadi lebih murah karena dilakukan patungan sharecost. Susah dan senang mereka tanggung penghubung atau contact person hanya bertanggung jawab terkait transportasi dan tiket wisata, tidak menanggung seluruh akomodiasi kepentingan personal peserta trip. Biaya kelompok yang akan dikeluarkan biasanya dihitung sejak awal dan dibagi habis ke seluruh peserta, mulai dari sewa kendaraan, tiket masuk kawasan, biaya parkir, biaya kebersihan hingga tip untuk penyedia jasa wisata. Urusan makan dan jajan, spot foto berbayar, dan lainnya ditunggung pendakian dan kamping yang memerlukan perlengkapan khusus, seperti tenda, alat masak, dan logistik pendakian biasanya diatasi dengan berbagi tugas dalam kelompok. Kerja sama dan gotong royong terlihat sejak awal. Inilah yang membuatku tertarik menyalurkan hobi traveling bersama komunitas ini. Sahabatku bertambah dari berbagai latar Jakarta juga mengenal sistem open trip yang menyediakan keperluan peserta, mulai dari akomodasi transportasi hingga konsumsi. Biayanya tentu saja lebih mahal. Ada juga semi open trip yang membolehkan peserta membawa perlengkapan dan peralatan yang hendak dibawa. Istilahnya peserta cuma 'nebeng' transportasi dan rumah singgah. Panitia tidak menanggung perlengkapan dan logistik konsumsi untuk mereka yang menghendaki sistem biaya pendakianAku beberapa kali mencoba pendakian open trip dari beberapa komunitas dan penyedia layanan trip. Contohnya saat aku melakukan pendakian ke Gunung Cikuray, Merbabu, Gede, Kerinci, serta Lawu. Ternyata, tidak banyak hal berbeda dari semua penyedia layanan pendakian bersama semacam adalah kita dapat mengenal banyak orang baru dengan karakter dan latar belakang berbeda. Perbedaannya tentu saja dari sisi biaya yang 2021, aku memutuskan solo trip ke Gunung Ungaran di Kabupaten Semarang. Aku naik bus Trans Jakarta ke Pasar Rebo, kemudian mencari bus ekonomi tujuan Salatiga dengan tiket Rp 160 ribu. Aku sampai di pertigaan Terminal Bawen jam enam pagi, kemudian naik angkutan umum dengan ongkos lima ribu rupiah sampai Pasar terbit di puncak Gunung SlametSetelah sarapan di sana, aku menggunakan ojek menuju Basecamp Bandungan dengan biaya Rp 25 ribu. Tiket masuk pendakian Gunung Ungaran yang kubayarkan adalah Rp 15 demikian, total biaya yang kukeluarkan untuk pulang pergi untuk transportasi adalah Rp 380 ribu, ditambah tiket menjadi Rp 395 ribu. Jumlah ini cukup besar dibanding sistem 2018, aku bersama 28 peserta Backpacker Jakarta mendaki Gunung Artapela di Bandung Selatan dengan sistem patungan. Biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 6,5 juta untuk semua pos anggaran, mulai dari sewa bus, tol, tiket masuk, tip, parkir sampai logistik pendakian. Masing-masing anggota hanya mengeluarkan biaya Rp 225 ribu per orang. Tenda dan perlengkapan kelompok dikumpulkan beramai-ramai sesama anggota trip. Efisiensinya terlihat di open trip cenderung lebih mahal dari patungan atau sharecost. Januari 2022, aku menghabiskan Rp 600 ribu untuk pendakian open trip ke Gunung Merbabu. Biaya ini secara keseluruhan mencakup semua kebutuhan peserta, mulai dari transportasi, penggunaan tenda dan alat masak, logistik, dan makanan siap santap. Aku waktu itu hanya mengandalkan tas carrier berukuran kecil dan peralatan pribadi tanpa pusing memikirkan makanan, tenda, dan alat Gunung Prau bersama keluargaKonsumen penting memilih penyedia jasa yang cocok. Urusan kenyamanan berbanding besaran biaya tentu saja ada variasinya. Kepuasan konsumen antarpenyedia jasa yang membedakan satu dan lainnya. Ada harga, tentu ada kualitas. Namun, ini tidak semua bisa dipukul rata karena ada juga penyedia jasa pendakian berbiaya murah dengan servis memuaskan. Sebaliknya, ada penyedia jasa pendakian berbiaya cukup mahal dengan servis kurang. Aku biasanya meminta rekomendasi pada teman yang pernah menggunakan jasa penyedia menjadi cuanJika kita berinteraksi di media sosial, terutama Facebook dan Instagram, kita melihat beberapa iklan jasa wisata atau open trip dalam kegiatan pendakian. Pemuda kreatif generasi sekarang memanfaatkan tren dan animo masyarakat dalam kegiatan pendakian sebagai jalan mereka mendapatkan berinisiatif menjadi penyedia atau contact person perjalanan, khususnya pendakian. Apabila di antara mereka ada yang pernah ke lokasi tertentu, punya jaringan atau rekomendasi transportasi serta akomodasi, mereka akan membuat open bisa mendapat penghasilan atas biaya jasa yang dilakukan. Jika satu orang peserta saja bisa menghasilkan margin Rp 50 ribu maka kalikan saja dengan jumlah peserta trip. Mereka bisa menghasilkan uang seraya melakukan hobi atau passionnya, yaitu otomatis menuntut kita menyusun rencana, menetapkan tujuan, mengelola ego, bangkit atas dukungan, dan semangat bertahan dari anggapan minus orang. Pendakian juga mengajarkan kita memanajemen waktu, menjalani proses lewat langkah demi langkah, juga antisipasi menghadapi berbagai kemungkinan. pendakian backpackerjakarta biayapendakian tektok pendakiansolo pendakianberkelompok

backpacker ke gunung lawu dari jakarta